LOVE and MARRIAGE

>> Thursday 9 July 2009

Satu hari, Plato bertanya pada gurunya, “Apa itu
cinta? Bagaimana saya bisa menemukannya?

Gurunya menjawab, “Ada ladang gandum yang
luas didepan sana. Berjalanlah kamu dan tanpa boleh
mundur kembali,kemudian ambillah satu saja ranting.
Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap
paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan
cinta”

Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia
kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa
apapun.

Gurunya bertanya, “Mengapa kamu tidak
membawa satupun ranting?”

Plato menjawab, “Aku hanya boleh membawa satu
saja, dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali
(berbalik)”. Sebenarnya aku telah menemukan yang
paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada
yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak
kuambil ranting tersebut. Saat kumelanjutkan berjalan
lebih jauh lagi, baru kusadari bahwasanya ranting-
ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus
ranting yang tadi, jadi tak kuambil sebatangpun pada
akhirnya”

Gurunya kemudian menjawab ” Jadi ya itulah cinta”

Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada
gurunya, “Apa itu perkawinan? Bagaimana saya bisa
menemukannya?

Gurunya pun menjawab “Ada hutan yang subur
didepan saja. Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali
(menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu
pohon saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan
pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu telah
menemukan apa itu perkawinan”

Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia
kembali dengan membawa pohon. Pohon tersebut
bukanlah pohon yang segar/ subur, dan tidak juga
terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa saja.

Gurunya bertanya, “Mengapa kamu memotong
pohon yang seperti itu?”

Plato pun menjawab, “sebab berdasarkan
pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah
hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan
tangan kosong. Jadi dikesempatan ini, saat aku lihat
pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi
kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya
kesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan
untuk mendapatkannya”

Gurunyapun kemudian menjawab, “Dan ya itulah
perkawinan”

FIN~

CATATAN – KECIL :
Cinta itu semakin dicari, maka semakin Tidak
ditemukan.
Cinta adanya di dalam Lubuk Hati, ketika dapat
menahan keinginan dan harapan yang lebih.
Ketika pengharapan dan keinginan yang berlebih
akan cinta, maka yang didapat adalah Kehampaan…
tiada sesuatupun yang didapat, dan tidak dapat
dimundurkan kembali. Waktu dan masa tidak dapat
diputar mundur. Terimalah Cinta apa adanya.

Perkawinan adalah kelanjutan dari Cinta. Adalah
proses mendapatkan kesempatan, ketika kamu
mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada, maka
akan mengurangi kesempatan untuk
mendapatkannya. Ketika kesempurnaan ingin kau
dapatkan, maka sia2lah waktumu dalam mendapatkan
perkawinan itu, karena, sebenarnya Kesempurnaan
itu Hampa Adanya.

2 Go Comment:

byn,  14 July 2009 at 15:49  

cieee yg mo merried... jd puitis gini...
hahahahha
it was byn bgt, coz skrg dah ga percaya lg yg begituan... hehehe

sakti 15 July 2009 at 12:19  

hehehehehe...
makane ndang rabi kono... opo rabi karo aq ae..

Post a Comment